JAKARTA, KABARIND- Kementerian Sosial menjadi kementerian dengan penyerapan tertinggi di antara kementerian atau lembaga lain. Prestasi Kemensos ini diapresiasi oleh perkumpulan dai dan mubalig Jaringan Islam Kebangsaan (JIK).
“JIK sangat mengapresiasi capaian Kemensos. Jajaran Kemensos bersungguh-sungguh dan serius dalam bekerja sehingga program-programnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat,” jelas Koordinator Nasional JIK, Irfaan Sanoesi, belum lama ini.
“Di tengah pendemi seperti sekarang, negara melalui Kemensos hadir dengan beragam bantuan bagi masyarakat,” sambung dia.
Irfaan melanjutkan, Kemensos menjadi ujung tombak pemerintah dalam penyaluran bantuan bagi masyarakat Indonesia di tengah pendemi. Kehadiran Kemensos menjaga daya beli masyarakat kelas menengah dan bawah.
“Masyarakat secara nyata merasakan program Kemensos sejak awal kehadiran virus corona. Maka dari itu, tak kaget jika Kemensos menjadi kementerian dan lembaga dengan penyerapan anggaran tertinggi di antara yang lainnya,” terangnya.
“Kami doakan supaya Kemensos mempertahankan prestasi ini dan terus berupaya memberikan kinerja yang lebih baik lagi,” tutupnya.
Sementara itu, Rugiyem (71 tahun) merasakan program nyata Kemensos. Rugiyem, seorang nenek yang berjualan kopi, mengakui bahwa virus corona memberikan dampak ekonomi baginya.
“Sebelumnya saya jualan ya kopi dan teh. Sehari dapat Rp 10 ribu, tapi sejak ada corona, saya hanya mengandalkan bantuan dari tetangga,” ucapnya dengan suara serak di Kantor Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, Jateng.
Kesulitan ekonomi semakin nyata, sebab Rugiyem masih menghidupi satu anak, yang juga tidak bekerja selama pandemi Covid-19. Bantuan paket sembako di tengah pandemi ini menjadi bukti Kemensos hadir.
Suparmi (51), salah seorang warga yang juga menerima bantuan, mengucapkan terima kasih pada Kemensos atas bantuan sembako. Hal ini sangat berarti, karena sejak wabah corona, dia kehilangan pekerjaan sebagai buruh cuci.
“Biasa dapat Rp 300 ribu sebulan, tapi sejak Corona pada takut. Paling kalau ada yang nyuruh belanja atau beli, itu juga nggak banyak. Paling sebulan dapat Rp 100 ribu. Saya tetap bersyukur, terima kasih Kemensos,” ungkapnya.