kabarsatu.com
Sunday, 7 March 2021
  • Home
  • UMUM
    • REGIONAL
    • NASIONAL
    • INTERNASIONAL
  • BOLA
  • OLAHRAGA
  • WISATA
    • KULINER
    • RELIGI
    • BACKPACKER
  • BISNIS
  • PENDIDIKAN
  • NETIZEN
  • GALERY
    • FOTO
    • VIDEO
    • KARIKATUR
  • INDEX
No Result
View All Result
  • Home
  • UMUM
    • REGIONAL
    • NASIONAL
    • INTERNASIONAL
  • BOLA
  • OLAHRAGA
  • WISATA
    • KULINER
    • RELIGI
    • BACKPACKER
  • BISNIS
  • PENDIDIKAN
  • NETIZEN
  • GALERY
    • FOTO
    • VIDEO
    • KARIKATUR
  • INDEX
No Result
View All Result
kabarsatu.com
No Result
View All Result

Istri Kapolres Kudus Gabung Jadi Pasukan Keamanan PBB di Sudan

Zain Kagawa by Zain Kagawa
October 14, 2020
in NASIONAL
0
Istri Kapolres Kudus Gabung Jadi Pasukan Keamanan PBB di Sudan
13
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

KUDUS, KABARIND- Bertugas sebagai pasukan perdamaian PBB, menjadi kebanggaan tersendiri bagi Brigadir Mashita Cherani‎ Asaat Said (30), istri Kapolres Kudus.

Kendati demikian, dibalik itu juga menyimpan perjuangan yang sungguh berat untuk dilaluinya saat berada di Sudan menjadi Kontingen Garuda angkatan ke XI.

Shita sapaannya, berada di lokasi rawan konflik sehingga harus selalu menggunakan body vest lengkap dengan peralatannya.

Demi tugas negara, polisi wanita (Polwan) cantik Brigadir Mashita Cherani Asaat Said (30) rela berjauhan dari suaminya untuk menjadi Kontingen Garuda yang menjadi pasukan perdamaian di Sudan.

‎Total berat yang harus dibopongnya ‎sejak berangkat tanggal 8 Maret 2019 hingga pulang ke Indonesia 6 September 2020‎ itu mencapai 12 kilogram.

“Setiap hari harus pakai pakaian lengkap body vest, dan perlengkapan lainnya. Total yang dibawa sampai 12 kilogram,” ujar dia, di rumah dinas Kapolres Kudus, Rabu (14/10/2020).

Beruntung,  sebelum menjalankan tugas negara itu Shita menjalani Pra Ops yang sangat berguna saat menghadapi ‎kondisi ekstrem di sana.

‎”Saat Pra Ops itu saya latihan fisik. Dalam seminggu bisa lari tiga kali untuk melatih fisik, dan ternyata berguna sekali saat di sana,” jelas dia.

Selain selalu membopong peralatan yang berat, anak bungsu itu juga harus berada di tengah ancaman konflik.

Pasalnya keberadaan tenda yang ditempatinya, di tengah kelompok yang bertikai.

Namun pihaknya tidak membantu salah satu pihak karena misinya untuk perdamaian.
“Jadi peluru nyasar itu sering sekali saat mereka kontak senjata.

Kami hanya diam saja karena misi kami di sana untuk melindungi masyarakat sipil,” ujar wanita kelahiran Surabaya, 4 Agustus 1990‎.

Masyarakat di sana kondisinya butuh pertolongan, karena kehidupannya yang masih sangat sederhana.

Dia menceritakan, kehidupan masyarakat di sana sangat kekurangan. Makanya tak sedikit pasukan yang datang ke sana juga membagikan pakaian.

“Kami bagikan juga pakaian untuk mereka, karena ‎kondisinya kasihan,” ujarnya.

Dia merinci, masyarakat di sana tidak ada yang menggunakan kendaraan. Mereka memilih keledai atau unta untuk berpergian.

Bahkan dua hewan ternak itu terkadang bukan untuk mengangkut penumpang, tetapi hanya membawa barang.

“Jadi keledai atau unta itu mengangkut barang, pemiliknya menarik hewan itu memakai tali dari depan,” jelas dia.

Kemudian kondisi cuaca juga menjadi perhatian serius selama Shita berada di sana ‎bersama 140 anggota dari Kontingen Garuda.

Saat musim kemarau, suhu bisa mencapai 36 derajat celcius dan 7 derajat celcius saat musim dingin.

“Kalau panas, panas banget kayak orang demam. Kalau musim dingin, bisa sampai turun batu esnya,” ujar dia.

Saat musim panas pun, kekeringan melanda wilayahnya yang membuat pasokan airnya menjadi terbatas.

Karena kondisi air yang terbatas itu, Shita pun terpaksa mandi di atas ember. Sehingga air yang dipakai bisa digunakan lagi.

“Karena musim kemarau, setiap orang hanya diberi jatah air satu ember per hari. Itu buat mandi, cuci baju semuanya.

Jadi saya mencuci juga pakai air bekas mandi‎,” jelasnya.

Semua kesulitan yang pernah dihadapi tidak membuatnya patah semangat. Shita ‎bangga bisa masuk dalam Kontingen Garuda dan bergabung dalam United Nations-African Union Mision in Darfur (Unamid).

Dia bersyukur, warga masyarakat di Indonesia bisa hidup lebih baik daripada kondisi yang ada di Sudan.

Makanya sudah menjadi tanggungjawabnya untuk saling membantu memberikan pertolongan kepada masyarakat internasional yang membutuhkan.

“Pengalaman ini sangat berharga, bisa membantu masyarakat sipil di Sudan di tengah konflik yang melanda negerinya,” ujarnya.

Tags: Istri Kapolres KudusKudusPasukan Keamanan PBB
Previous Post

Seorang PK Ditemukan Tewas di Dalam Kos Bandungan

Next Post

Kemensos Serahkan Bansos Berupa Sembako dan Alat Bantu kepada Komunitas Indonesia Rare Disorder (IGD)

Zain Kagawa

Zain Kagawa

Next Post
Kemensos Serahkan Bansos Berupa Sembako dan Alat Bantu kepada Komunitas Indonesia Rare Disorder (IGD)

Kemensos Serahkan Bansos Berupa Sembako dan Alat Bantu kepada Komunitas Indonesia Rare Disorder (IGD)

0 0 vote
Article Rating
Subscribe
Login
Notify of
guest
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
  • Mensos Datangi Korban Banjir Cawang: Butuh Popok Bayi, Makanan, Obat

    Kementerian Sosial Bergerak Cepat Bantu Korban Banjir

    2685 shares
    Share 2629 Tweet 24
  • Mensos Juliari : Presiden Jokowi Minta Negara Hadir Di tengah Bencana Yang Dialami Warga

    35 shares
    Share 14 Tweet 9
  • Kecelakaan Maut di Sleman, Pengemudi Masih Dibawah Umur

    33 shares
    Share 13 Tweet 8
  • Menteri Sosial Desak Gubernur Jakarta Tetapkan Status Siaga Darurat

    29 shares
    Share 12 Tweet 7
  • Komisaris Utama Pertamina BTP Temui Menteri Sosial Juliari P Batubara

    25 shares
    Share 10 Tweet 6
  • Tentang KABAR
  • Managemen & Redaksi
  • Terms & Condition
  • Privacy & policy
Email: info@kabarIND.net

Copyright © 2019, KabarIND - All Right Reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Management & Redaksi
  • Pedoman Media
  • Privacy & policy
  • Tentang KABAR
  • Terms & Condition

Copyright © 2019, KabarIND - All Right Reserved

wpDiscuz